The Show – The Empire Code Show
show-img

Muhammad Ilham Rizki Karyanto – Dari Anak Gamer Jadi Tech Lead, CTO, dan CEO di Perusahaan Berbasis Teknologi (#11)

“Kalau memang suka belajar, coding ini bisa jadi passion. Karena setiap tahun—bahkan enam bulan deh, teknologi baru itu pasti bermunculan. Kita tidak pernah ada waktu untuk merasa ada di zona nyaman, lalu berpikir bahwa kita tidak perlu lagi belajar. Makin hari makin banyak yang harus kita pelajari, dan itu menyenangkan. Ini yang membuat aku semangat terus belajar tentang coding dan teknologi sampai saat ini.”

Muhammad Ilham Rizki Karyanto

Muhammad Ilham Rizki Karyanto (Ilham) mengawali kariernya di bidang programming dan coding sejak ia di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Game Grand Theft Auto (GTA) Online yang trend pada masanya adalah pengantarnya menjelajahi dunia coding yang dinamis dan terus berkembang. 

Menyaksikan orang-orang bermain menggunakan server, ia tertarik juga membuat server sendiri untuk bermain  bersama kawan-kawannya. Dari sini, ia belajar coding, kemudian website development, bahkan terus berlanjut sampai ia mempelajari sisi front-end dan core engineering dalam sebuah pemrograman. Hingga kini, ia adalah Tech Lead di sebuah aplikasi edukasi untuk saham dan investasi bernama Emtrade

Percakapan kami selama tiga puluh menit dengan Ilham, membuat kami percaya bahwa baginya, tidak ada hari yang lebih menyenangkan selain belajar coding, dan terus up-to-date perkembangan teknologi dengan terus belajar. Perihal belajar, Ilham juga menambahkan bahwa sumber informasi dan tutorial kini sangat mudah didapat. “Kalau saya belajar dari komunitas-komunitas. Selain dapat ilmu, bisa sharing case tertentu, dan juga jadi peluang karir di masa depan.” 

Menurut Ilham, perusahaan-perusahaan besar, seperti Tokopedia, Blibli dan Google sangat terbuka berbagi mengenai teknologi yang mereka gunakan lewat Tokopedia DevCamp, Google Developer Group, dan kanal YouTube Blibli Engineering. Tak hanya itu, bisa juga melalui komunitas-komunitas spesifik, seperti PHP Indonesia dan Lavarel Indonesia. “Sekarang kita hanya perlu semangat terus belajar, dan tak melewatkan perkembangan teknologi yang ada,” tambah Ilham. 

Muhammad Ilham Rizki Karyanto, mengawali karirnya di bidang teknologi dan coding sebagai Chief Technology Officer (CTO) di PT Kridha Multiniaga Prima, lalu menjadi Senior Front-end Developer di PT Zarment Global Teknologi. Ia lalu menjelajah lebih banyak di sisi front-end dengan menjadi Product Manager (Data) Intern di Tiket.com. Ia juga menjadi CEO di beberapa perusahaan dan start-up meliputi, Java Cyber Cloud, imart Indonesia, dan KiosRakyat. Saat ini ia bekerja sebagai Tech Lead di Emtrade dan belajar banyak tentang Finance dan Stock Investment di waktu luangnya.  

Dengarkan podcast kami di The Empire Code Indonesia Show di Spotify. Enjoy the podcast!

Podcast ini bisa didengar gratis untuk semua, dan ke depannya akan tetap gratis untuk diakses. Bantu kami untuk terus menampilkan konten-konten menarik lainnya dengan mengikuti podcast ini di Spotify

Jessica Casey Jaya – Siasat Pandemi, Kembangkan Academy di Bisnis Coworking Space (#10)

“Terkait perkembangan teknologi, saya bisa bilang saya up-to-date. Tapi saya mungkin tidak seorang early adapter untuk urusan ini. Saya, misalnya, tidak akan langsung reaktif ketika orang-orang menyebut metaverse lalu mengimplementasikannya langsung atau tidak langsung membeli NFT begitu ramai. Saya akan melihat apakah teknologinya diperlukan atau tidak. Buat saya, tidak selalu tentang teknologinya, tapi lebih dari itu adalah orang-orang yang akan menggunakan teknologi tersebut. Jadi lebih baik melatih manusia yang akan menggunakan teknologinya, baru kita adopsi penggunaannya.”

Jessica Casey Jaya

Mengambil kendali untuk mengelola Apiary Academy and Coworking sejak masa-masa pandemi mengajarkan Jessica Casey Jaya (Jessica) banyak hal. Pertama, tidak takut mencoba hal baru. Apiary mulanya adalah coworking space saja, namun pandemi mengharuskan perusahaan ini beradaptasi lebih kuat. Sehingga Jessica menemukan peluang baru menjadikan fokusnya pada pendidikan atau skill training dalam bentuk akademi. “Setelah menjalani seratusan event lebih, kami sadar–saya sadar, bahwa saya sangat menyukai bidang pendidikan. Saya sangat happy jika usai event mereka [para peserta] mendapat manfaat dari eventnya,” ujar Jessica dengan senang  juga. 

Kedua, menjadi lebih fokus. Tentu banyak antrian pekerjaan yang harus dilakukan untuk Apiary; meningkatkan skala bisnis dan proses di perusahaan dan mengembangkan produk baru. Jessica, sebagai seorang yang baru pertama kali memimpin perusahaan, memilih untuk fokus dan mengerjakan segalanya satu demi satu. Terkait pangsa pasar, ia juga pelan-pelan mencari pola hingga akhirnya menemukan satu fokus, yakni membuat komunitas dan menyediakan skill training untuk komunitas ini. 

Buat Jessica, pandemi mengajarkan dia banyak hal. Kini di Apiary, dia dan timnya gencar mengembangkan skill training di bidang Product Management. 

Jessica Casey Jaya, akrab disapa Jessica, adalah Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) dari Apiary Academy and Coworking. Jessica memiliki pengalaman lebih dari tujuh tahun di events industry, dan saat ini aktif menjadi Co-Director di tiga komunitas, meliputi Startup Grind Jakarta, Ideate.id, dan Entrepreneurs Club Indonesia. 

Dengarkan podcast kami di The Empire Code Indonesia Show di Spotify. Enjoy the podcast!

Transkripsi dari episode ini bisa diakses di sini.

Podcast ini bisa didengar gratis untuk semua, dan ke depannya akan tetap gratis untuk diakses. Bantu kami untuk terus menampilkan konten-konten menarik lainnya dengan mengikuti podcast ini di Spotify

Tri Handoko – Internasional Edupreneur dan Optimisme Pendidikan Berkelanjutan (#9)

“Waktu kuliah dulu (sebelum pandemi), saya sempat kesal dengan flip learning–pemberlakuan kelas online dan offline secara bergantian. Ternyata itu tujuannya untuk menyiapkan kita menghadapi situasi saat ini. Saya juga banyak merefleksikan diri dari kejadian Nokia di mana ia menolak untuk mengikuti perkembangan zaman hingga akhirnya tergusur. Sebagai pendidik, saya tidak mau mengulangi sejarah. Saya mencoba terus up-to-date dengan teknologi dan menggunakan aplikasi Zoom, Microsoft Teams, Skype, dan apapun untuk mengejar. Jika satu tidak bisa, saya bisa pakai yang lain.”

Tri Handoko

Cerita Tri Handoko (Tri) tentang perjalanan hidupnya mengajak kita kilas balik tentang pentingnya pendidikan di hidupnya. Jalan yang dilaluinya berliku-liku, tetapi ia, pada satu titik, sampai pada kesadaran bahwa pendidikanlah yang ‘menyelamatkannya’. Jika boleh kami tambahkan, juga yang membawanya berkelana lebih jauh hingga bisa belajar dan mengajar di Australia, Swiss, Kanada, dan Singapura.

Melihat semangat Tri bercerita soal pendidikan, kami yakin perjalanannya di dunia pendidikan akan panjang. Hal ini terlihat dari cara Tri memosisikan diri sebagai edupreneur. Buat Tri, menjadi pendidik masih belum cukup melengkapi kiprahnya dalam pendidikan, sehingga untuk membuatnya terus berkelanjutan, dia memutuskan untuk menjadi seorang edupreneur. “Pendidikan itu luas maknanya. Saya juga melihat pendidikan bisa beririsan dengan bisnis, sehingga pendidikan itu bisa jadi terus berkelanjutan,” tambahnya.

Tri Handoko adalah founder dari Tibra Overseas Edu, sebuah konsultan pendidikan di Indonesia yang menyediakan berbagai program dan layanan untuk rencana dan persiapan pendidikan di luar negeri khususnya di Kanada, Inggris, Amerika, dan Australia. Selain itu, ia juga memegang peran sebagai Country Head untuk Empire Code Indonesia. Lulus dari University of Toronto pada 2019 dengan jurusan Adult Education and Community Development, kemudian malang-melintang sebagai pendidik di SMPIT Nurul Fikri, Birmingham International Collegiate of Canada , dan beberapa sekolah di Swiss dan Australia.

Dengarkan podcast kami di The Empire Code Indonesia Show di Spotify. Enjoy the podcast!

Podcast ini bisa didengar gratis untuk semua, dan ke depannya akan tetap gratis untuk diakses. Bantu kami untuk terus menampilkan konten-konten menarik lainnya dengan mengikuti podcast ini di Spotify

Davit Manalu – Krealogi dan Harapan Revolusi Digital Sektor Kriya di Indonesia (#8)

“Digitalisasi… bahkan belum sampai download aplikasi Krealogi. Masih banyak yang terkendala di fasilitas pendukung digitalisasi [telepon genggam] dan infrastruktur. Kadang kami harus melatih penggunaan WhatsApp, kemudian pelan-pelan mengenalkan Google Form, atau Zoom yang sering digunakan untuk sarana pelatihan. Masalah ini pun tidak hanya terjadi di daerah-daerah saja.”

Davit Manalu

Berbicara mengenai digitalisasi dalam konteks Indonesia dengan Davit Manalu terasa amat panjang, penuh tantangan, tapi juga ada harapan di setiap prosesnya. Alih-alih mengenalkan digitalisasi langsung, perjalanan yang ditempuhnya bersama tim Krealogi seperti harus memulainya dari dasar sekali. Tak hanya itu, reaksi yang ditimbulkan oleh masyarakat pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) dari berbagai daerah di Indonesia pun beragam. “Ada yang memang sudah tau keuntungan digitalisasi, ada juga yang merasa ini ribet,” ujar Davit. 

Diluncurkan sejak 2021, saat ini Krealogi sudah memiliki 1600 UMKM yang dilatih untuk mengadopsi sistem pencatatan digital, dan sebanyak 18.000 pengunduh aplikasi. Untuk sebuah aplikasi baru, respon ini terbilang baik. Terlebih mengingat tantangan yang dihadapi untuk benar-benar mencapai revolusi digital pada UMKM di Indonesia. Bagaimana pun, tambah Davit, “Skil adaptasi dibutuhkan dalam bisnis, dan digitalisasi UMKM kita adalah salah satu di antaranya.”

Simak cerita Davit tentang proses digitalisasi pada UMKM di Indonesia, termasuk caranya untuk memulai bagi teman-teman yang akan atau sedang merintis usaha. 

Davit Manalu, merupakan Project Manager Krealogi, sebuah platform yang dikembangkan oleh Du Anyam untuk digitalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di sektor kriya. Dalam proses digitalisasi, Davit, bersama Krealogi juga mendesain beberapa pelatihan, workshop, dan konsultasi yang mendukung proses digitalisasi UMKM. Davit banyak berkecimpung dengan komunitas di Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak kurang lebih tiga tahun lalu, ia mengelola beberapa program yang berkaitan dengan corporate social responsibility (CSR), community development, dan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan. 

Dengarkan podcast kami di The Empire Code Indonesia Show di Spotify. Enjoy the podcast!

Podcast ini bisa didengar gratis untuk semua, dan ke depannya akan tetap gratis untuk diakses. Bantu kami untuk terus menampilkan konten-konten menarik lainnya dengan mengikuti podcast ini di Spotify

Imelda Djunaedi – Founder Bebe Smart Indonesia Siasati Pandemi dengan Memperluas Marketing di Dunia Digital (#6)

“Kemauan itu penting untuk memulai bisnis. Walaupun saat ini kita berpikir segala [jenis usaha] sudah banyak, dan semuanya sama, tetap saja bisa. Coba bedakan dengan yang lain, barang yang sama kalau dipasarkan atau diiklankan dengan cara yang berbeda dan lebih menarik, orang akan tetap pilih kita. Jangan pikir semua barang sama, akan beda kalau cara kita memasarkan berbeda, apalagi ketika bisa membuat pelanggan percaya, mereka akan tetap cari kita.”

Imelda Djunaedi

Sudah hampir dua tahun kita hidup dengan pandemi. Mungkin buat kebanyakan orang, tahun pertama adalah yang paling menantang, tak terkecuali untuk Imelda Djunaedi. Di podcast episode 6 kali ini, ia bercerita tentang dampak pandemi terhadap bisnis mainan anak-anak edukatif miliknya, Bebe Smart Indonesia. “Banyak toko mainan tempat kami mendistribusikan barang tutup, jadi berpengaruh pada penjualan,” kenangnya.

Di sanalah titik baliknya ‘menjelajahi’ peluang promosi dengan lebih gencar melalui sosial media dan marketplace di Indonesia mulai dari Tokopedia, Shopee, GoMart hingga BliBli. Imelda juga dengan telaten mengamati tren sosial media sebagai alat untuk melakukan pemasaran secara digital. Instagram adalah sosial media utama yang digunakan, namun belakangan ini, ia juga melihat potensi pada perkembangan TikTok.

Jika melihat sekilas, pandemi memang terkesan membatasi ruang gerak kita. Tetapi jika disikapi dengan lebih jeli, dalam ruang gerak yang sedikit itu, banyak hal yang bisa kita eksplorasi lebih dalam. Mendengar pengalaman Imelda mengembangkan digital marketing bisnisnya di masa pandemi ini membuat semakin sadar kekuatan sosial media, terutama di Indonesia dengan pasar yang sangat beragam dan terus bertumbuh!

Imelda Djunaedi, mengawali Bebe Smart Indonesia dari kecintaannya terhadap anaknya. Imelda sangat senang membelikan anaknya ragam permainan edukatif yang bisa membuat mereka belajar sembari bermain. Bebe Smart Indonesia menjual berbagai permainan edukatif anak, utamanya untuk anak-anak usia di bawah dua tahun. 

Dengarkan podcast kami di The Empire Code Indonesia Show di Spotify. Enjoy the podcast!

Transkripsi dari episode ini bisa diakses di sini.

Podcast ini bisa didengar gratis untuk semua, dan ke depannya akan tetap gratis untuk diakses. Bantu kami untuk terus menampilkan konten-konten menarik lainnya dengan mengikuti podcast ini di Spotify