Data Science – The Empire Code Show
show-img

Fitrie Atviana Nurritasari – Berkarir di UNESCO, Tentang Cinta Terhadap Sains dan Berkarya Mengajak Lebih Banyak Perempuan Berpartisipasi (#12)

“Peran serta perempuan dalam bidang science itu harus dimulai sejak awal, dari pendidikan pertama—early childhood education. Di stage awal ini, sebaiknya diajarkan implementasi terhadap penggunaan science. Selain itu, rasa penasaran dan budaya untuk mencari tahu pada anak-anak harus dibangun dan terus distimulasi agar tetap tumbuh hingga mereka dewasa. Researchers atau scientists itu kan mencari tahu ya, benar dan salah itu bukan soal. Jadi, keluarga, sekolah, dan lingkungan anak-anak agar membantu mereka untuk tidak mematikan rasa penasaran pada anak.”

Fitrie Atviana Nurritasari

Sepanjang delapan tahun karirnya dengan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) saat mengelola proyek yang berkaitan dengan sains, Fitrie Nurritasari (Fitrie) menemukan ‘temuan’ menarik ketika bertemu dengan anak-anak muda di acara-acara yang dirancangnya. Hal yang membawa anak-anak ini tertarik lebih jauh dengan sains adalah curiosity atau rasa penasaran. 

Fitrie, bahkan memulai kiprahnya di dunia science dengan rasa ingin tahu. Tsunami Aceh 2004 menyadarkannya bahwa Indonesia adalah negara yang rentan terhadap bencana alam, sehingga membuatnya penasaran untuk mempelajari hal ini lebih jauh. Kemudian saat bergabung dengan UNESCO ia terpapar dengan fakta bahwa perempuan dalam bidang science jumlahnya tidak sebanyak laki-laki. Rasa ingin tahu dan keinginannya untuk terus menggali informasi membawa langkah Fitrie lebih jauh, bertemu lebih banyak anak-anak muda di Indonesia dan Asia Pasifik. 

Buat Fitrie, peran teknologi sangat penting dalam perkembangan sains. Saat ini, ia tidak hanya melihat kilauan perkembangan high technology innovation saja, ia melalui program-programnya bersama UNESCO juga berfokus pada inovasi-inovasi teknologi akar rumput yang kebanyakan berkembang dari industri kecil dan menengah. Tak hanya itu, Fitrie juga mengakui bahwa setiap waktu, karya dan kreativitas anak-anak muda di Indonesia dalam penggunaan teknologi dan sains terus berkembang dengan sangat baik dan membanggakan. 

Fitrie Atviana Nurritasari, mengemban beberapa pendidikan di bidang science, meliputi Sarjana Sains jurusan Meteorologi Terapan di Institute Pertanian Bogor, Magister Sains jurusan Environmental Science di Universitas Gadjah Mada, dan Magister Sains jurusan Applied Earth Science di University of Twente. Fitrie saat ini adalah Project Assistant pada unit Science, Policy and Capacity Building di UNESCO Jakarta dan akan terus belajar dan berkarya menjadi seorang scientist. 

Dengarkan podcast kami di The Empire Code Indonesia Show di Spotify. Enjoy the podcast!

Podcast ini bisa didengar gratis untuk semua, dan ke depannya akan tetap gratis untuk diakses. Bantu kami untuk terus menampilkan konten-konten menarik lainnya dengan mengikuti podcast ini di Spotify

Ilan Asqolani – ASEAN Foundation Timbulkan Kesadaran Mengenai Data Science di Asia Tenggara (#4)

“Berbicara mengenai data sciene itu tidak hanya melulu tentang analisis data. Buat saya, data science itu luas. Ada keterampilan-keterampilan lain yang relevan dengan data science, seperti critical thinking skill, problem solving skill, dan organizational skill. Saya pikir kalau memang tujuannya tidak menjadi data scientist pun keterampilan-keterampilan tersebut akan [tetap] berguna pada saat kita bekerja. Bahkan tidak hanya untuk bekerja, tapi untuk hidup juga. Ketika ada tantangan atau masalah, [skil] ini bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah itu.”

Ilan Asqolani 

Data science serupa ‘senjata’ untuk menghadapi masa-masa ketika kita dijejali banyak sekali informasi di internet. Banyak data atau informasi berseliweran di dunia digital, belum lagi kemudahan setiap orang untuk terkoneksi satu sama lain. Hal ini, jika tidak disertai dengan pemikiran kritis dan skil analisis data, bisa menjadi bumerang. Karenanya, data science menjadi sangat penting untuk dikenalkan oleh orangtua, dan diajarkan lebih lanjut di sekolah. 

Di antara negara-negara di ASEAN, menurut Ilan, Indonesia masih tergolong baru dalam upaya menuju masyarakat yang ‘melek’ data science. “Langkah kami tidak bisa langsung begitu saja. Saat ini kami di ASEAN Foundation mengawalinya dengan capacity building. Harapannya agar masyarakat bisa aware dulu dengan data science,” jelas Ilan menambahkan. 

Meskipun perjalanan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya data science masih panjang, Ilan bercerita pada kami bahwa ia senang ketika alumni program capacity building terkait data science di ASEAN Foundation berkarir di perusahaan besar dan menjadi data scientist. Inisiatif ini menjadi pintu pembuka menuju pendidikan data science dikenal lebih banyak orang di Indonesia dan ASEAN. Di episode kali ini, Ilan memberikan rekomendasi mengenai langkah-langkah kecil yang orangtua atau pengajar bisa terapkan untuk anak-anak dalam menumbuhkan skil-skil data science. 

Ilan Asqolani, sejak lima tahun ke belakang  merupakan Project Manager dari ASEAN Foundation untuk SAP Joint Initiatives, di mana ia melaksanakan inisiatif digital literasi yang menargetkan anak-anak muda di seluruh ASEAN. Ilan sudah berkecimpung di dunia pendidikan sejak satu dekade terakhir di berbagai institusi besar, mulai dari UNESCO, Putera Sampoerna Foundation, higga Lembaga Bahasa

Dengarkan podcast kami di The Empire Code Indonesia Show di Spotify. Enjoy the podcast!

Transkripsi dari episode ini bisa diakses di sini.

Podcast ini bisa didengar gratis untuk semua, dan ke depannya akan tetap gratis untuk diakses. Bantu kami untuk terus menampilkan konten-konten menarik lainnya dengan mengikuti podcast ini di Spotify